Minggu, 31 Januari 2016

HOMKKAP 2016 di Nyarumkop

Semangat muda merupakan cermin insani yang gembira dan penuh semangat yang menjadi akar di mana gereja tumbuh dan hidup oleh wajah-wajah cerah kaum muda-mudi. Tiada ada keceriaan dan warna-warni di tubuh gereja jika tanpa peran kaum muda. Siapa saja yang pernah menginjakkan kaki di bawah atap gereja akan pernah merasakan masa-masa kaum muda. Mereka lebih populer disebut sebagai Orang Muda Katolik. Orang Muda yang sungguh-sungguh merelakan diri mereka baik waktu, tenaga dan pelayanan di dalam gereja. Mereka bisa bernaung bersama SEKAMI sebagai animator-animatris, sebagai pendoa di Legio Mariae atau persekutuan doa lain, bahkan membaktikan diri mereka sebagai biarawan-biarawati. Generasi penerus yang terus mendapat perhatian oleh gereja, yang tak mungkin ditinggalkan di balik kreativitas dan kekuatan muda yang luar biasa. 
Nyarumkop namanya, tempat yang begitu dikenal oleh banyak orang di Kalimantan Barat sebagai pusat perkembangan iman Katolik, pembimbingan para imam, biarawan dan kaum religius sejak masa silam hingga saat ini. Di sana terdapat Seminari Menengah yang telah mencetak banyak kaum religius dan pemimpin-pemimpin di bumi Kalimantan Barat. Ada pula persekolahan yang sudah sejak lama berdiri untuk menunjang pendidikan di daerah Nyarumkop. Sekolah-sekolah tersebut antara lain TK Sta. Lucia, SD Sta. Clara, SMP Algo, dan SMA Sto. Paulus. Putera-puteri daerah yang berasal dari alumni sekolah tersebut telah merasakan didikan yang luar biasa, tak jarang anak-anak merekapun akan mereka titipkan di sana dengan harapan yang sama, menjadi orang yang berguna bagi keluarga, gereja dan masyarakat. 
Orang-orang muda berbagai paroki di Keuskupan Agung Pontianak pada tanggal 3 Januari 2016 lalu berkumpul di Nyarumkop untuk memperingati Hari Orang Muda Katolik Keuskupan Agung Pontianak tahun 2016. Kegiatan tersebut dihadiri oleh (25) dua puluh lima paroki dan 1 kontingen dari Pastoral Mahasiswa di mana masing-masing paroki mengutus beberapa anggota OMK untuk berpartisipasi. Acara ini didukung langsung oleh Bapa Uskup Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus, Pr. dan penyelenggaraan di bawah bimbingan Pastor Alex Mandalis, Pr di Komisi Kepemudaan Keuskupan Agung Pontianak. Tak hanya itu, kegiatan HOMKKAP 2016 ini juga dihadiri oleh beberapa tarekat yang juga ikut berpartisipasi dalam mempromosikan panggilan. Mereka antara lain Bruder MTB, Pastor CSE dan Suster dari Putri Karmel, Kongregasi Fransiskanes Sambas (KFS), Kongregasi Pastor dan Suster Pasionis (CP), Suster dari Kongregasi Sororum Franciscalium ab Immaculata Conceptione a Beata Matre Dei (SFIC). Turut hadir pula tarekat muda dari Missionaries of The Holy Apostles (MSA) yang pada waktu yang sama mengadakan Temu SEKAMI dalam peringatan Hari Anak Misioner Sedunia di Paroki Sto. Fransiskus Asisi Pakumbang. Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh dua Bapa Uskup yaitu Mgr. Agustinus Agus, Pr (Uskup Agung Pontianak dan Anggota Dewan Moneter KWI) bersama Mgr. Pius Riana Prapdi, Pr (Uskup Ketapang dan Komisi Kepemudaan KWI). Dua Bapa uskup ini merupakan dua dari salah satu pengurus organisasi mulia yaitu Konferensi Wali Gereja (KWI). Panitia yang diketuai oleh Saudara Ferdinan dan team bekerja sama untuk merencanakan, mencari dana serta melaksanakan kegiatan tersebut dari awal hingga akhir. Jelas tentunya, para peserta yang ikut serta sangat antuasias sehingga kuota dari jumlah peserta mencapai 1189 orang. 
Hari pertama dimulai dengan misa pembukaan yang dibawakan oleh Uskup Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus, Pr. dan beberapa pastor Selebran dari berbagai tarekat. Tarian dan perarakan yang dibawakan oleh Paroki Sta. Maria Nyarumkop mengatarkan misa pembukaan HOMKKAP 2016 pada puncaknya. Partisipasi Petugas liturgi yang berasal dari berbagai paroki yang mensukseskan misa pembukaan tersebut tampak melaksanakan tugasnya dengan penuh khidmat dari awal hingga akhir misa dilaksanakan. Seusai misa, para OMK beristirahat sejenak dan mempersiapkan diri untuk mengikuti sesi seminar selanjutnya. Seminar tersebut dilaksanakan oleh pembicara terkenal yang dibawakan jauh dari luar kota. Tema yang diambil adalah mengenai Radikalisme yang dibawakan oleh R.D. Benny Susetyo. Tema ini sangat relevan mengingat pada masa ini, orang-orang muda cenderung mudah terpengaruh untuk bersikap radikal, keras, fanatik dan semena-mena pada pribadi atau golongan tertentu. Melalui seminar ini, OMK diketuk hatinya agar lebih mengandalkan kasih dan memanfaatkan sosial media dengan bijak tanpa harus mengomentari atau ikut larut dalam jebakan hate speech yang marak terjadi saat ini hingga hukuman yang diberikan untuk pelaku hate speech. Pastor Benny mengatakan agar tidak terjebak dalam arah radikalisme atau paham kebencian jika iman diserang, maka kaum muda jangan menanggapi hal itu. “Jika perlu, hapus si pengguna atau laporkan sehingga jangan sampai kita terjebak sebagai pelaku hate speech dengan menanggapi hal tersebut,”tegasnya. Hari pertama ditutup dengan refleksi malam dan peserta boleh beristirahat untuk mempersiapkan tenaga ekstra keesokan harinya. 
Hari kedua dibuka dengan misa dan beberapa penyelenggaraan Seminar Kelas Kecil, Outbound dan Talk Show.  Seminar Kecil tersebut dibagi dalam tujuh kelas dengan tema seminar yang berbeda-beda. Kelas-kelas tersebut telah dibagi berdasarkan name tag yang telah diberikan panitia kepada peserta dengan nama orang kudus yang telah dituliskan di setiap name tag. Ketika MC memberitahukan peta seminar kelas kecil, peserta secara berombongan berangkat menuju tempat yang telah disediakan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan tersebut. Kelas pertama dengan tema “Masa Depan Tanah Borneo, Lingkungan Hidup dan Sosial yang dibawakan oleh R.P Bagara, OFMCap. Kelas kedua dengan tema “Radikalisme dalam Dunia Politik” dibawakan oleh R.D. Benny Susetyo. Kelas ketiga dengan tema “Ajaran Sosial Gereja” yang dibawakan oleh R.D. Hariyanto. Keleas keempat dengan tema “Memilih Pasangan Hidup” yang dibawakan oleh Ibu Ema Kusuma. Kelas kelima dengan tema “Perdamaian dalam Multikultural”. Kelas keenam dengan tema “Media Sosial dan Digipreneurship” oleh Bapak Johan Ng. Dan Kelas terakhir dengan tema “Sukacita OMK” oleh Frater Hermanto, CDD. Semua tema merupakan sorotan yang relevan dengan dunia muda saat ini. Setelah melaksanakan seminar kelas kecil, peserta beristirahat dan makan siang untuk mempersiapkan diri dalam kegiatan outbound. Peserta juga telah dibagi berdasarkan name tag  dan dikelompokkan lebih kecil dalam sub kelompok. Contohnya Rombongan dari Santo Korinstus yang dibagi dalam beberapa kelompok kecil yaitu air, api, angin, batu, emas, udara, dan besi. Permainan yang dilakukan antara lain berbaris sesuai dengan aturan dari panitia; nama dari abjad pertama, nama kedua dari abjad pertama, umur yang paling tua dan lain sebagainya. Ada pula lomba mengangkat sedotan, bagi yang kompak dialah yang menang. Ada pula menyusun kata-kata dari kertas-kertas yang telah ditentukan, siapa yang tercepat kelompok itulah yang menang. Seusai permainan seluruh peserta digiring menuju lapangan bola untuk sesi foto massal. Foto ditangkap dari udara dengan menggunakan droid yang diterbangkan oleh operator. Dari atas akan terlihat tulisan HOMKKAP 2016 yang disusun dari barisan-barisan para peserta yang menyusunnya. Sesuai aba-aba panitia, dari ketinggian terlihat pemandangan luar biasa yang membuktikan kekompakan para peserta dalam kegiatan tersebut. Usai sesi foto, semua peserta kembali ke penginapan masing-masing untuk membersihkan diri. Malam harinya diadakan talk show dengan tema “Panggilan Hidup Selibat dan Berkeluarga”. Pembicara tersebut antara lain Mgr. Agustinus Agus, Pr, Ibu Erna Kusuma, Sr. Elisabeth, S.Dc., dan Br. Hilarius Kris Tamparaja, MTB. Dalam talk show tersebut peserta dapat melihat bahwa selibat maupun berkeluarga, merupakan panggilan hidup yang baik. Semoga melalui talk show tersebut dapat menggugah hati para peserta dalam menentukan panggilan hidup baik selibat maupun awam yang berkeluarga. Selama acara malam tersebut diselingi juga oleh pentas seni yang diberikan oleh utusan masing-masing paroki. Malam tersebut terlihat begitu meriah ketika OMK menunjukkan kreativitas mereka sebagai muda yang berbakat. Tidak luput para imam, suster, bruder juga menari di atas panggung dengan iringan lagu “I Will Follow Him”. Sejenak kita mengira, sosok kaum berjubah adalah insan yang kaku dalam soal gerak dan ekspresi, namun pada malam ini mereka mematahkan anggapan itu. Seorang bruder, suster dan imam dapat menggerakkan tubuh mereka dengan leluasa dan lincah. Sorak sorai berhentik seketika, ketika sesi refleksi dan doa dilakukan. Semua tampak hening, mau menggambarkan bahwa di dalam keheningan Tuhan hadir meskipun hiruk pikuk kita lalui dalam kehidupan sehari-hari. Para peserta boleh berisitrahat untuk mempersiapkan hari selanjutnya. 
Hari ketiga para peserta kembali berkumpul untuk melaksanakan ibadat tobat, penyembahan sakramen dan perpisahan. Sebelum ibadat tobat, peserta sarapan terlebih dahulu sambil menikmati hiburan atau ice breaking. Kemudian, keheningan diciptakan untuk mempersiapkan hati menuju ibadat tobat. Nyanyian khusus untuk menerima sakramen tobat dikumandangkan, membawa setiap peserta masuk ke dalam sikap tobat dan menyesali dosa-dosa. Ketika Sakramen Maha Kudus dihadapkan di depan peserta, semua tertunduk, berlutut dan semakin larut di dalam doa. Sembari tenggelam di dalam adorasi, peserta yang tergugah hatinya maju satu per satu menuju kursi pengakuan di hadapan imam untuk menerima rekonsiliasi. Rasa lega dan beban berat menghilang, wajah ceria setelah mengakui dosa terpancar bagaikan cahaya terang setelah gelap meliputi. Suasana tenang dan kusyuk dalam ibadat tobat tersebut membungkam semua bibir yang ada, agar lepas pulang ke paroki masing-masing tiada beban lagi. Ibadat tobat telah selesai dilaksanakan, selanjutnya misa penutupan kegiatan HOMKKAP 2016 dimulai dipimpin oleh Mgr. Pius Riana Prapdi, Pr bersama Mgr. Agustinus Agus, Pr. dan dibantu oleh beberapa pastor rekan sebagai selebran pembantu. Turut hadir Pastor Hariyanto sekretaris Komkep KWI yang mengumumkan diadakannya Indonesian Youth Day (IYD) pada bulan Oktober 2016 di Manado serta penyelenggaraan World Youth Day (WYD) di Polandia selanjutnya. Penutupan diakhir dengan pelepasan tiga ekor burung merpati oleh Mgr. Agus, Mgr. Pius dan Pastor Alex Mandalis sebagai simbolis ditutupnya kegiatan HOMKKAP 2016 di Nyarumkop. Semua membawa kenangan indah, kenangan yang tak terlupakan. Harapan dari kegiatan ini, tak hanya menjadikan HOMKKAP 2016 sebagai ajang temu kaum muda Katolik se-Keuskupan Agung Pontianak, tetapi juga diteruskan di paroki masing-masing untuk tetap aktif menghidupi semangat muda dan kreativitas mereka. Semangat kaum muda! Kita bah OMK. (Sdr. Fransesco Agnes Ranubaya, OFS) 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

author
Fransiskus Febri - Ketua OMK 2018-2021
Your actions inspire other to dream more, learn more, do more and become more.