Sabtu, 26 Desember 2015

Natal di Paroki MRPD

Setiap tahun, umat Katolik menanti kedatangan hari Raya Natal. Orang-orang mulai mempersiapkan dirinya, rumahnya, kue-kue hingga pernak-pernik yang dapat dibeli untuk membuat semarak natal semakin meriah. Orang-orang berbondong-bondong membeli atribut natal seperti topi St. Clause, pohon natal hingga kado natal untuk diberikan kepada orang-orang terkasih. Ada pula yang telah mempersiapkan liburan jauh hari sebelum natal tiba untuk berlibur bersama anggota keluarga menikmati tanggal merah yang diperpanjang hingga menjelang tahun baru.

Ada hal yang boleh dibagikan bersama ketika perayaan natal dilangsungkan di gereja Paroki Maria Ratu Pencinta Damai (MRPD). Panitia telah dibentuk agar pelaksanaan natal dapat berjalan dengan baik. Berbagai macam hal dibicarakan di dalam rapat, satu per satu ide bermunculan dan diangkat untuk memeriahkan misa natal yang direncanakan selama empat kali selama dua hari, baik malam natal hingga hari natal. Beberapa kendala tidak menjadi masalah besar ketika masalah seperti lahan parkir dan spanduk diangkat ke dalam forum. Boleh jadi gereja Paroki MRPD sedang direnovasi menjadi sedikit lebih besar sehingga komplek biara Kongregasi Fransiskanes Sambas (KFS) dijadikan alternatif sementara dalam merayakan misa sehari-sehari termasuk misa natal. Sebagian halaman gereja MRPD dipergunakan untuk parkir, sisanya berada di tepi jalan biara KFS walaupun terdapat plang ‘dilarang parkir. Anehnya atas dasar apa sehingga pemkot meletakkan plang ‘dilarang parkir’ di tepi trotoar biara KFS. Apapun itu, perencanaan misa Natal di MRPD tetap akan berlangsung sebagaimana yang direncanakan. Panitia dibawah pimpinan Pak Jailani dan OMK St. Paskalis bahu membahu mendirikan kandang natal yang sederhana. Dalam tiga hari, kandang natal buatan tangan tersebut berhasil didirikan.

Pastor Gerry dan Pastor Ino dipersiapkan untuk mewartakan sukacita natal kepada umat Paroki MRPD. Tidak perlu perayaan yang bermewah-mewah, umat datang dengan hati yang gembira. Baik misa di malam hari dan pagi hari, sama-sama membawa khidmat yang tak terkira. Umat boleh terhanyut pada pesan natal yang disampaikan oleh kedua pastor kondang yang berkarya di Paroki MRPD tersebut. Para panitia bekerja dengan solid, kompak dan berkoordinasi penuh dalam setiap pelaksanaan misa. inisiatif dan kepedulian umat terhadap paroki terlihat dengan ramainya perziarahan natal para umat yang berhasil memenuhi setiap kursi yang disediakan. Sempat terdengar sikap pesimis dari buah pikiran yang takut akan ketidakhadiran umat oleh karena gedung gereja yang belum selesai direnovasi. Kapel yang sempit tidak menjadi penghambat misa, dengan demikian sesungguhnya mengetuk hati umat yang peduli bahwa kesederhanaan adalah citra Allah yang sedang dirayakan kelahirannya. Dari anak-anak hingga dewasa, melihat natal sebagai ucapan syukur tertinggi atas cinta Tuhan pada umat manusia yang tak terkira. Kado natal terindah yang boleh jadi merupakan pemberian terbaik bagi kanak-kanak Tuhan yang telah turun dari surga ke dalam dunia yang fana. Dalam kotbahnya, Pastor Gerry mengatakan bahwa air mata kita para pendosa yang bertobat adalah pemberian yang terindah dari malaikat yang berziarah di dunia untuk dipersembahkan kepada Kristus. Sedangkan Pastor Ino menceritakan kisah seorang wanita yang baik hati, membagikan kasih kepada seorang anak miskin. Atas kebaikannya, anak itu bertanya kepada si wanita apakah ia adalah keluarga Allah. Kebaikan kita bagi sesama adalah kebaikan untuk Tuhan sendiri yang menjadi berkat baik untuk diri kita pribadi maupun orang banyak.  

Natal tak slalu hura-hura dan tak selalu meriah. Natal sederhana, bukan berarti tiada artinya. Kebersamaan adalah pemikat yang tak dapat dinilai dengan bentuk apapun. Sukacita dan rasa syukur menjadi jembatan penghubung setiap orang dan Kristus sendiri. Di Paroki MRPD menjadi cermin, gedung bukanlah permasalahan penting untuk menjadi natal sebagai perayaan yang spesial. Kehadiran kita sebagaimana Tuhan katakan bahwa dua tiga orang berkumpul dalam nama-Nya, Dia akan berada di tengah-tengah kita. Kristus memberkati, Kristus mengasihi dan menjadikan segalanya indah di balik peristiwa kelahiran-Nya di dunia bagi penebusan dosa-dosa manusia. Maka dari itu, manusia begitu dikasihi-Nya sehingga layak menjadi keluarga-Nya. Kita adalah keluarga Allah yang hidup bersama-sama sebagai anggota keluarga-Nya. Kita mengasihi untuk hidup damai dan mempermuliakan Allah selama-lamanya. Gloria In excelcis Deo. (Sdr.Fransesco Agnes Ranubaya, OFS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

author
Fransiskus Febri - Ketua OMK 2018-2021
Your actions inspire other to dream more, learn more, do more and become more.